2 Mahasiswi Akuntansi Tergabung dalam Tim PKM- M UMY inisiasi pelatihan pengolahan bambu kreatif

June 28, 2019, oleh: lsi@umy2021
[siteorigin_widget class=”SiteOrigin_Widget_Image_Widget”][/siteorigin_widget]

Yogyakarta terkenal dengan kaya akan sumber daya alamnya, salah satu potensi besarnya adalah tumbuhan bambu. Potensi tersebut terkhususnya dirasakan didesa kenalan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Namun pemanfaatan pengolahan bambu didesa tersebut hanya digunakan untuk kebutuhan sehari – hari dan seperlunya saja. Padahal tumbuhan bambu memiliki manfaat dan kegunaan yang dapat dikelola secara kreatif untuk meningkatkan nilai ekonomisnya. Akibat kurangnya minat warga setempat serta kurangnya ide inovasi dalam mengelola bambu menjadikan sumber daya yang satu ini kurang diminati pemanfaatannya oleh masyarakat setempat sehingga menjadikan tumbuhan bambu dibiarkan tumbuh tanpa adanya pengolahan yang berarti oleh masyarakat.

Kondisi warga didesa kenalan sendiri masih didominasi masyarakat kelas menengah kebawah dengan mata pencaharian buruh dan petani. Penghasilan dari pekerjaan menjadi buruh hanya cukup untuk membiayai keperluan hidup sehari-hari dan sekolah anak. Sedangkan kegiatan bertani hanya dapat dilakukan dimusim penghujan saja. Pemanfaatan tumbuhan bambu yang tumbuh subur didesa tersebut dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemandirian masyarakat di desa Kenalan.

Dua mahasiswa Prodi Akuntansi FEB UMY yang tergabung dalam kelompok pengabdian masyarakat pengolahan bambu kreatif “Mamboo Kelinta (Magic Bamboo Kenalan Tercinta) Shinthia Mahesa Tari dan Dena Malarita (Akuntansi 16) bersama dengan 3 rekannya Mochammad Rizki (IE 17), Mas Adi Prihambodo (Teknik Sipil 16) dan Wulan Rara Anggawati Priyono Putri (IE 17) yang didampingi oleh dosen dari prodi Akuntansi Wahyu Manuhara Putra, S.E., M.Si., Ak., CA. Menyadari hal itu tim PKM – M UMY berinisiatif memperkenalkan pengolahan bambu kreatif “Mamboo Kelinta (Magic Bamboo Kenalan Tercinta)” kepada masyarakat. Yakni kerajinan tangan hasil olahan bambu yang unik dan kreatif. Kegiatan PKM – M memanfaatkan perkumpulan jamaah mushola warga setempat yang juga merupakan pusat kegiatan produktif masyarakat. Sehingga kegiatan dapat berlangsung terpusat dan efisien.

Pembinaan kepada masyarakat berlangsung selama 3 bulan dengan beberapa tahapan, diantaranya pelatihan, pendampingan produksi, dan pemasaran. Kerajinan yang dihasilkan berupa celengan, vas bunga, tempat tisu, dan parcel. Selanjutnya produk dikemas dengan unik dan modern sehingga mampu bersaing secara global. “Tentu dengan diadakannyaa program ini masyarakat desa kenalan semakin sadar dengan lingkungan dan kondisi desanya dan mandiri dalam hal ekonomi”. Ungkap Moch.Rizki selaku ketua kelompok tim PKM-M UMY.

Inovasi tim PKM – Umy disambut hangat oleh antusiasme masyarakat desa yang mengikuti serangkaian kegiatan. “Alhamdulillah warga sangat antusias dengan adanya program ini, diharapkan pelatihan keterampilan bambu ini dapat meningkatkan produktifitas masyarakat dan berkontribusi pada pembangunan desa Kenalan.” Ungkap salah satu warga.

Hasil akhir diadakan program ini, diharapkan masyarakat yang non-produktif menjadi produktif dengan ikut berkontribusi dalam program ini, kemudian dengan selesainya program ini diharapkan keterampilan masyarakat meningkat, memiliki jiwa kewirausahaan dan yang terpenting taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga meningkat.